Kemajuan pesat teknologi turut membawa dunia pendidikan ke era yang semakin canggih. Setelah kecanggihan komputer dan internet, kini bermunculan berbagai alat penunjang pendidikan berbasis teknologi, salah satunya adalah kemunculan video pen. Video pen ini merupakan perkembangan lebih canggih dari electrick pen. Video pen tak hanya memungkinkan produksi suara dari buku bacaan, lebih jauh video pen juga mampu menghasilkan animasi-animasi sebagai media pembelajaran yang lebih efektif bagi siswa pada jenjang pendidikan dasar.

Penggunaan video pen dalam proses pembelajaran, selain mempermudah proses pengajaran juga mampu merangsang daya konsentrasi siswa sehingga proses belajar menjadi lebih berkualitas. Selain itu, materi-materi yang disiapkan di dalamnya juga memancing siswa untuk mengamati, bertanya, dan aktif mempraktikkan materi tersebut. Hal ini sejalan dengan tujuan penerapan kurikulum 2013 yang bertujuan membangun karakter siswa yang aktif dan mandiri.

Lihat TVC disini


Dapatkan informasi mengenai Paket Tematik Terpadu dengan V-Pen Readable melalui Tim Pemasaran Penerbit Erlangga terdekat. Alamat kantor cabang Penerbit Erlangga

Seseorang melakukan proses belajar melalui panca indera di tubuhnya, tak terkecuali pada anak. Secara garis besar, seorang anak akan menangkap proses pembelajaran melalui audio, visual, dan kinestetik. Dalam prosesnya sendiri, umumnya anak akan menitikberatkan salah satu inderanya sebagai yang paling dominan menangkap proses pembelajaran. Dengan cara visual misalnya. Sesungguhnya ada beberapa ciri yang melekat pada seseorang dengan kemampuan belajar secara visual ini, antara lain.


  • Kemampuan bicara yang lebih cepat
  • Tetap fokus meskipun di tengah keributan
  • Lebih suka membaca ketimbang dibacakan
  • Sering meminta orang lain mengulang apa yang dibicarakan
  • Lebih bisa mengingat apa yang ia lihat ketimbang apa yang diceritakan kepadanya
  • Mementingkan penampilan
  • Tekun

Setelah memastikan ciri-ciri tersebut, Anda bisa menunjang cara belajar anak dengan berbagai buku yang memiliki daya visual yang bagus bagi anak. Salah satunya adalah buku “Lembar Aktivitas” yang diterbitkan oleh Erlangga for Kids. Dalam buku ini, dihadirkan berbagai tokoh kartun Thomas and Friends yang pasti sudah akrab di kalangan anak-anak sehingga anak menjadi lebih antusisas dalam belajar.


Dalam kehidupan sehari-hari sering kita mendengar beberapa orang yang mempertanyakan mengapa harus belajar bahasa Indonesia? Bukankah seseorang yang lahir di Indonesia seharusnya bisa berbahasa Indonesia?

Pertanyaan tersebut agaknya mengingatkan kita untuk kembali membuka pikiran tentang tak sebegitu praktisnya arti pembelajaran bahasa. Mungkin sebagian besar orang Indonesia mampu menggunakan bahasa Indonesia. Tapi tidak semua orang Indonesia bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebagai contoh, tanyakanlah kepada 5 orang terdekatmu di antara kata asik dan asyik, kata nasihat dan nasehat, kata ekstrim dan ekstrem mana yang merupakan kata baku? Tentu pertanyaan simple tersebut tidak bisa dipecahkan secara simple pula oleh semua orang. Dari hal sederhana itu saja kita sudah bisa melihat tentang perlunya pembelajaran bahasa yang intensif. Agar ke depannya, bahasa yang merupakan salah satu identitas negara, memiliki kovensi yang tetap terjaga dan terpelihara sehingga identitas tersebut mampu melekat erat pada sebuah bangsa.

Buku “Linguistik Umum” yang diterbitkan oleh Erlangga, bisa menjadi salah satu referensi pembelajaran bahasa yang baik bagi dosen, mahasiswa, guru, dan semua pihak yang membutuhkan pengetahuan terkait dunia kebahasaan.  [DS]

Sumber : premierskills.britishcouncil.org

Kurikulum 2013 menjadi acuan pembelajaran di tahun ajaran 2014/2015. Dalam kurikulum ini, Siswa dituntut untuk berpartisipasi aktif melalui kegiatan presentasi dan diskusi di kelas. Tentu tidak semua siswa memiliki keterampilan yang sama dalam mengikuti pembelajaran yang berbasis karakter ini. Akan tetapi, sesungguhnya siswa tidak perlu khawatir dengan hal tersebut. Ada beberapa tips yang bisa membantu siswa dalam mengikuti pembelajaran berbasis kurikulum 2013 ini.

  • Peduli

Sikap peduli merupakan langkah awal yang paling penting untuk menumbuhkan kesadaran bagi diri sendiri. Pasalnya, kegagalan seseorang mengikuti proses pembelajaran berawal dari sikap acuhnya.

  • Aktif Bertanya

Biasakan untuk mengajukan beberapa pertanyaan atas materi yang belum dipahami kepada guru. Hilangkan perasaan malu atau takut bertanya.

  • Membentuk Kelompok Belajar

Kelompok belajar akan membantumu memahami pelajaran. Yang perlu diperhatikan dalam membentuk kelompok belajar antara lain banyaknya anggota (3-4 orang) dan keaktifan anggota.

  • Memanfaatkan Referensi

Langkah terakhir yang harus diperhatikan adalah referensi yang mumpuni. Bila referensi yang sudah ada kurang memberikan materi yang cukup, kamu bisa mencarinya di laman internet atau melalui buku referensi lain yang banyak beredar di pasaran. Kamu bisa mengakses berbagai Buku Kurikulum 2013 terbitan PT Erlangga di sini.

Berbekal tips di atas, diharapkan kamu bisa menjadi salah satu siswa yang berhasil di kelas dan ke depannya kamu akan terbiasa untuk aktif dan kreatif. Siap dengan kurikulum 2013? SISWA SIAP ! [DS]

Ini Kompetensi yang Harus Dimiliki Guru Profesional


“I am indebted to my father for living, but to my teacher for living well.” (Alexander the Great)

Kalimat itu meluncur dari mulut Alexander the Great (Aleksander Agung), seorang raja besar yang pernah dikenal peradaban manusia. Pada usia 30 tahun, dia telah menjadi pemimpin kekaisaran yang wilayah kekuasaannya membentang mulai dari Laut Ionia, Yunani, hingga pegunungan Himalaya. Dia juga dikenal sebagai komandan perang yang tak terkalahkan.

Dari sejarah juga kita mengetahui, putra dari Filipus II ini adalah murid dari Aristoteles, filsuf besar Yunani yang juga adalah murid dari Plato. Seperti yang Alexander katakan, jika kepada ayahnya dia berutang lantaran telah memberikan kehidupan bagi dirinya, maka kepada sang guru, dia berutang karena telah berhasil memberikan kehidupan yang baik.

Tidak ada yang akan menyangkal  hakikat dari peran seorang guru. Guru apa pun itu. Sistem pendidikan nasional di Indonesia, yang merupakan salah satu garda terdepan pencapaian kesejahteraan bangsa, sedikit-banyak ditentukan oleh kualitas seorang guru. Maka tak heran jika sistem pendidikan nasional Indonesia menempatkan guru bukan semata sebagai suatu profesi.

Guru di Indonesia diharapkan memiliki integritas dan profesionalitas dalam menjalankan tugas mulianya. Ada sejumlah kemampuan atau kompetensi penting yang diharapkan dimiliki oleh para guru. Kompetenesi pedagogik, misalnya.  Kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Seorang guru, setidaknya harus mampu menjadi pengelola kegiatan pembelajaran, mulai dari merencanakan, melaksanakan, hingga mengevaluasi proses pembelajaran yang dia laksanakan dengan baik.

Kemudian ada pula kompetensi personal. Seorang guru tentu tidak cukup hanya memiliki kemampuan terkait dengan pelaksanaan proses pembelajaran. Seorang guru yang baik adalah seorang guru yang memiliki kepribadian yang arif, dewasa, mantap, berwibawa, sehingga dapat menjadi teladan bagi peserta didiknya. Selain itu, ada yang namanya kompetensi profesional. Kompetensi ini terkait dengan kemampuan seorang guru terhadap penguasaan materi pembelajaran secara mendalam. Seorang guru yang profesional adalah seorang guru yang memiliki pengetahuan yang luas, dan tidak sekadar text book terhadap bidang studi yang menjadi bahan ajarnya. Dengan memiliki kemampuan terhadap lapangan pengetahuannya, seorang guru tentu bisa memilih model, strategi, dan metode pengajaran yang tepat untuk murid-muridnya.

Kompetensi yang juga tak kalah penting untuk dimiliki seorang guru adalah kompetensi sosial. Seorang guru pertama-tama haruslah menyadari peran pentingnya sebagai bagian dari masyarakat. Dia mengetahui apa dan bagaimana seharusnya mereka menjalankan kehidupannya di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, sosok guru sebagai tenaga pendidik tidak hanya muncul di dalam ruang kelas, tetapi juga ruang-ruang kehidupan bermasyarakat lainnya.

Lantas bagaimana mewujudkan kompetensi-kompetensi tersebut? Prof. Suyanto, Ph.D. dan Drs. Asep Jihad, M.Pd., menulis buku Menjadi Guru Profesional : Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global. Dalam buku ini, para guru, mahasiswa program studi keguruan, calon guru, atau masyarakat umum dapat mengetahui pengetahuan seputar dunia belajar-mengajar yang dapat meningkatkan profesionalitas guru. Buku ini menjadi menarik karena tidak hanya ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dipahami, tetapi juga disertai contoh-contoh kasus dan pemecahan masalah. Dengan buku ini, diharapkan pendidikan di Indonesia akan lebih maju lagi melalui tangan-tangan guru yang profesional. [IHU]