Apa kira-kira yang dipikirkan siswa sekolah dasar saat masuk pelajaran Matematika bab akar kuadrat? Banyak dari mereka yang mengaku kesulitan saat dipaksa mengerjakan soal tersebut secara manual dan tergiur untuk menggunakan cara instan dengan kalkulator. Sebenarnya, tanpa menggunakan kalkulator ada cara mudah yang bisa dilakukan. Berikut ulasannya.

1. Buat perkiraan angka depan dengan menguadratkan puluhan seperti berikut.

102 = 100 (1 berlaku untuk kisaran angka 100-400)
202 = 400 (2 berlaku untuk kisaran angka 400-900)
302 = 900 (3 berlaku untuk kisaran angka 900-1600)
402 = 1600 (4 berlaku untuk kisaran angka 1600-2500)
502 = 2500 (5 berlaku untuk kisaran angka 2500-3600)
602 = 3600 (6 berlaku untuk kisaran angka 3600-4900)
Dan seterusnya


2. Buat daftar kuadrat berikut dan hafalkan satuannya untuk menentukan satuan akhir pada hasil.

12 = 1 (satuannya 1)
22 = 4 (satuannya 4)
32 = 9 (satuannya 9)
42 = 16 (satuannya 6)
52 = 25 (satuannya 5)
62 = 36 (satuannya 6)
72 = 49 (satuannya 9)
82 = 64 (satuannya 4)
92 = 81 (satuannya 1)

Berapakah akar pangkat dua dari 3969? Angka 3969 berada pada kisaran 602 maka digunakan angka 6 sebagai angka depan. Untuk angka belakang perhatikan satuan dari angka 3969 yaitu 9. Maka angka belakang yang mungkin adalah 32 dan 72. Maka jawaban yang benar dari akar pangkat dua dari 3969 adalah di antara 63 dan 67. Setelah dicek menggunakan kuadrat maka 63 lah jawaban yang benar. Mudah bukan?

Sumber gambar : www.sydneytoday.com

[DS]

Inilah fenomena yang banyak terjadi pada kebanyakan murid yang suatu ketika diberikan soal ujian dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Berbeda dengan mata pelajaran eksak, dalam mengerjakan soal-soal Bahasa Indonesia memang butuh ketelitian dalam memahami arti dari struktur kata yang dibentuk. Agar lebih sukses dalam menjawab soal-soal tersebut, beberapa tips berikut bisa mulai Anda terapkan saat berhadapan langsung dengan soal ujian pilihan ganda Bahasa Indonesia.

1. Baca soal sebelum teks

Kebanyakan siswa akan membaca teks terlebih dahulu baru menuju soal. Ini akan membuat kamu bekerja dua kali dan menguras energi dua kali. Bacalah soal terlebih dahulu baru kaitkan soal dengan teks yang disajikan. Ini akan membuat kamu lebih efisien dalam menjawab soal.


2. Pilih soal yang lebih singkat dahulu

Saat konsentrasi masih prima, kemungkinan benar dalam menjawab soal yang mudah dan singkat akan lebih terbuka lebar. Lain halnya saat konsentrasimu sudah mulai terganggu akibat soal yang terlalu panjang. Bisa jadi, kamu malah “terpeleset” dalam menjawab soal yang mudah.

3. Perbanyak kosakata

Belajar bahasa tidak akan terlepas dari perbendaharaan kata yang kamu kuasai. Akan muncul soal-soal berkaitan persamaan kata atau arti kata yang pastinya mengandalkan kosakata yang kamu kuasai. Banyak membuka kamus menjadi cara jitu menyiasatinya.

4. Periksa ulang

Jangan lupa untuk memeriksa ulang jawabanmu untuk memastikan semua soal sudah kamu jawab dengan benar. Ini merupakan kontrol akhir untuk meminimalisasi kesalahan selama pengerjaan. Semoga berhasil!

Sumber gambar : plus.google.com

[DS]

Setelah sebelumnya mengeluarkan surat pertanggal 5 Desember kepada seluruh kepala sekolah di Indonesia, kini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan resmi mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) pada tanggal 12 Desember 2014. Penerbitan keputusan tersebut dimaksudkan agar diperoleh suatu kejelasan terkait pemberlakuan kembali kurikulum 2013. Adapun detail keputusannya kurang-lebih sebagai berikut :

Pasal 1
Pada pasal ini disebutkan bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 sejak semester pertama pada tahun ajaran 2014/2015 dapat kembali melaksanakan Kurikulum 2006 mulai semester kedua tahun ajaran 2014/2015.

Pasal 2

Pasal ini menyebutkan bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 selama 3 semester akan tetap menggunakan Kurikulum 2013. Yang termasuk dalam aturan ini adalah sekolah-sekolah yang merupakan satuan pendidikan rintisan penerapan Kurikulum 2013. Bila ada rencana pergantian kurikulum, sekolah tersebut dapat berganti melaksanakan Kurikulum 2006 dengan melapor ke dinas pendidikan setempat.

Pada pasal lainnya disebutkan pula mengenai penyelenggaraan PAUD dan pendidikan khusus yang tetap berpegang pada kurikulum 2013. Untuk penerapan Kurikulum 2006 sendiri, disebutkan mengenai batas paling lama penerapan Kurikulum 2006 yakni hingga tahun ajaran 2019/2020.

Sumber gambar : www.situstalenta.com
[DS]

Semua orang bisa mengajar! Semua orang bisa memberikan ilmunya bagi orang lain, namun tidak semua orang bisa memberikan ilmunya dengan cara yang menyenangkan. Melalui artikel ini kita akan sama-sama belajar untuk lebih memaksimalkan sikap kita dalam menyajikan pengajaran yang menyenangkan untuk siswa.

1. Konsep Horizontal

Pandanglah cara mengajar Anda secara horizontal. Artinya, semua peserta didik memiliki peluang yang sama dalam mendapatkan pengajaran Anda. Jangan menitikberatkan pengajaran pada siswa yang memberikan fokus pada Anda. Lebih jauh, Anda juga harus memancing perhatian siswa lainnya.

2. Sistematika
Awali pengajaran dengan salam pembuka yang memberikan semangat dilanjutkan dengan materi ringan yang dibubuhkan interaksi hidup dua arah antara pengajar dan siswa. Akhiri pengajaran dengan latihan soal yang mungkin bisa dimodifikasi menjadi bentuk games agar lebih menarik.

3. Keluwesan
Mungkin Anda perlu mencari materi beberapa guyonan untuk mencairkan stres yang mungkin muncul dalam proses mengajar. Beberapa guyonan ini bisa Anda sematkan agar menjadi mood booster dalam suasana kelas yang Anda ampu.

4. Kunci Penting

Secara garis besar trik mengajar terangkum atas kata-kata yang tegas dan mudah dimengerti, konsep pengajaran yang menyenangkan, interaksi dua arah yang berlangsung baik, dan kemampuan pengajar menganalisis kemampuan setiap anak didiknya. Semoga bermanfaat. Beragam buku referensi mengajar bisa Anda temukan di sini. [DS]


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan resmi menginstruksikan agar sekolah-sekolah segera kembali ke Kurikulum 2006 (KTSP) mulai semester genap, Januari mendatang. Meski menimbulkan pro-kontra, Anies menyatakan bahwa masih banyaknya sekolah yang belum siap untuk melaksanakan kurikulum tersebut, menjadi pertimbangan sendiri yang harus diperhatikan secara serius. Belum lagi permasalahan distribusi buku dan bahan ajar yang banyak dikeluhkan di sekolah-sekolah. Hal ini tentu akan menjadi unsur yang memengaruhi keefektifan proses pembelajaran.

Esensinya, penerapan kurikulum 2013 seharusnya difokuskan pada sekitar 6.400 sekolah yang menjadi contoh guna mendapatkan evaluasi yang akan berdampak baik jika diimplementasikan ke sekolah-sekolah lainnya. Namun yang terjadi saat ini adalah penerapan kurikulum tersebut langsung diterapkan di sekitar 200 ribu sekolah di Indonesia sehingga menimbulkan kesan terburu-buru.

Akan tetapi, Anies mengimbau agar semua pihak terkait tidak resah atas keputusan tersebut. Pemerintah akan meninjau kembali efektivitas kurikulum tersebut dan sementara waktu, semua sekolah bisa kembali mempergunakan kurikulum KTSP sebagai rujukan dalam melaksanakan proses pendidikan.

[DS]