Buku ini menerjemahkan perilaku keseharian manusia yang dihiasi oleh nilai-nilai salat, termasuk perilaku sosial dan interaksinya dengan alam
semesta,budaya, lingkungan, dan sebagainya. Semua itu dilakukan untuk mewujudkan konsep salaeh ritual dan saleh sosial, memberikan kemanfaatan sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dan mewujudkan cita ideal Islam sebagai rahmat dari seluruh alam. (Paras, Maret 2012 hlm 96)
Buku ini akan menambah pemahaman Anda soal makna shalat dan gerakannya. Selain itu, buku ini juga akan mengingatkan Anda bahwa shalat 5 waktu sehari itu bukan sebatas kewajiban yang akan selesai bila sudah dilaksanakan. Shalat di sisi lain juga harus bisa direfleksikan dalam tingkah laku sehari-hari. (Gontor, Maret 2012 hlm 95)
Pernahkah kita berpikir mengapa kita harus mengucapkan kalimat “Allahu Akbar” ketika shalat? Mengapa shala witir yang 3 rakaat tidak mempunyai tahiat awal? Mengapa Allah SWT mengizinkan perpindahan kiblat? Mengapa Rasulullah SAW lebih suka menghadap ke Ka’bah daripada ke Al-Aqsa? Semua jawaban pertanyaan itu akan Anda dapatkan di dalam buku ini. (Kartini,12-26 Juli 2012 hlm 138)
Rentetan pertanyaan seputar ibadah tersebut mungkin pernah mengganjal dalam benak sahabat Annisa, atau bahkan ada lebih banyak lagi pertanyaan disbanding yang tertera di atas. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu bisa ditemukan dalam buku The Miracle of Shalat: Mengungkapkan Kedahyastan Energi Shalat. Menarik sekali dengan apa yang ditulis dalam buku ini karena mencoba membuka mata pembacanya untuk memahami tentang shalat sebagai tiang agama. Di tengah ramainya isu bahwa ibadah shalat merupakan ibadah motorik belaka, yang hanya bertujuan mencegah perbuatan keji dan mungkar. (Annisa, Agustus 2012 hlm 141)