Hutan hujan tropis Sumatera dicantumkan dalam daftar Situs Warisan Dunia, melalui sidang ke 28 World Heritage Commitee, yang diselenggarakan di Suzhou China pada bulan Juli 2004. Selain Hutan Hujan Tropis Sumatera, Indonesia juga memiliki beberapa tempat yang dimasukan ke dalam situs warisan dunia. Beberapa di antaranya adalah Candi Borobudur, Candi Prambanan, Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Lorentz, dan situs penemuan manusia purba di Sangiran.
Hutan hujan tropis Sumatera merupakan rumah bagi berbagai makhluk hidup. Banyak di antaranya yang merupakan spesies hewan yang terancam punah, seperti orangutan Sumatera, harimau Sumatera, kelinci Sumatera, dan badak Sumatera. Di hutan hujan tropis ini juga tumbuh berbagai tumbuhan endemik, seperti kantong semar, bunga terbesar di dunia Rafflesia, dan bunga tertinggi Amorphophallus.
Selain memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, hutan hujan tropis Sumatera juga merupakan sumber mata pencarian bagi masyarakat yang tinggal di sana. Beberapa suku tinggal di hutan hujan tropis Sumatera, seperti suku Mentawai dan suku Anak Dalam.
Hutan hujan tropis Sumatera harus senantiasa dijaga kelestariannya. Terutama dari ancaman penggundulan hutan, penambahan hutan untuk pertanian dan pembuatan jalan, serta perburuan. Apabila kawasan ini tidak dilindungi, maka keanekaragaman hayati yang hidup di sana terancam punah. Selain itu, hutan hujan tropis Sumatera berperan penting dalam stabilitas suplai air, ekologi, dan ekonomi, serta menekan pengaruh kekeringan dan kebakaran.