Sintang adalah sebuah kota kabupaten di Kalimantan Barat. Perjalanan udara yang saya tempuh dari balikpapan menuju Sintang harus melalui transit dua kali. dari Balikpapan ke Pontianak transit di Jakarta. Ini memang aneh, dari timur ke barat kalimantan harus melewati pulau jawa. Dan dari Pontianak ke Sintang ditempuh kurang lebih 40 menit dengan pesawat kecil Kalstar bertempat duduk 40 penumpang. Ini benar benar perjalanan sport jantung karena berkali-kali pesawat mengalami guncangan karena menabrak awan tebal di musim penghujan ini.
Kunjungan saya ke Sintang dalam rangka memenuhi Undangan pengurus PGRI yg bekerjasama dgn penerbit Erlangga utk Seminar Smart Teaching ttg Buku Cara AMPUH yg saya tulis. Sebagai seorang guru, Saya merasakan kebahagiaan tersendiri ketika berada di tengah tengah mereka utk berbagi pengalaman. Saya melihat wajah wajah antusias. Setelah presentasi yg hampir 2 jam, kegiatan dilanjutkan sesi tanya jawab. Pertanyaan dari peserta begitu beragam mulai dari pertanyaan yg mengkritisi isi buku, ada curhat, dan ada juga yg mengeluh ttg banyak dan beratnya tugas guru. Saya berusaha menjawab beberapa pertanyaan dan membuat mereka penasaran agar membaca buku saya, namun utk pertanyaan terakhir, saya membuat peragaan. Saya mencari bahan yg bisa dilempar dan ditangkap. Tiba" Saya lihat tusuk minuman aqua, ah..inipun jadilah dibuat alat peraga. Dengan bantuan peserta Saya kumpulkan 10 buah tusuk minum aqua, dan seorang ibu peserta yg bertanya , Saya minta maju ke panggung. satu persatu sebanyak tiga kali tusuk minum saya lempar ke arah ibu tsb dan berhasil ditangkapnya. Lalu, saya kumpulkan 10 buah tusuk minum tadi dan melemparkannya secara bersamaan, namun yg berhasil ditangkapnya hanya 1 buah, peragaan tsb menggambarkan bila pekerjaan dilakukan satu persatu akan selesai dan tidak menjadi beban, sebaliknya kalau dikerjakan sekaligus akan berantakan spt yg diperagakan tadi. Peserta terkesan dan bertepuk tangan, sptnya mereka mendapatkan sesuatu yg baru. Alhamdulillah.
Setelah acara selesai, ada sekitar 200 guru memegang buku cara Ampuh mengantri utk minta tanda tangan penulisnya. Subhanallah, suatu peristiwa yg mengharukan.
Satu hari di Sintang membuat saya terkesan, ini adalah roadshow pertama buku kedua saya, sebelum jadwal ke Medan, Siantar dan Lhok seumawe bulan desember dan ke Jakarta utk bulan Januari. Ketika malam hari saya diajak keliling kota dan ditraktir makan durian oleh Mas Anas dan Haekal dari penerbit Erlangga, di sepanjang jalan kota Sintang dibanjiri durian. betapa kagetnya saya mendapatkan durian sebesar kepala manusia dewasa dengan rasa yg manis dan legit dengan harga hanya 7500 rupiah. Di Samarinda, durian spt itu bisa didapat dgn harga 50 ribu rupiah per buah..
Hal lainnya, yg unik di kota tersebut adalah masyarakatnya yg doyan minum kopi di warung warung kopi, hampir setiap sudut kota terdapat warung kopi. Saking banyaknya warung kopi, kota ini cocok kalau disebut sebagai kota seribu warung kopi. Warga masyarakat disana menikmati betul minum kopi saring dan memakan camilan, gaya minum kopi sambil mengobrol dan satu kaki diangkat ke kursi merupakan pemandangan yg akrab dilihat. Namun, sayang pada jam-jam sibuk pun warung kopi senantiasa penuh.
Bila ada sesuatu yg disayangkan adalah masalah kebersihan. Dimana mana saya melihat sampah bertebaran di pinggir jalan, bahkan di halaman gedung tempat seminarpun saya menemukan tumpukan sampah bekas kotak dan minuman..sayang sekali..
Setelah seminar saya langsung terbang ke Pontianak, saya disambut Pak Jasrul, Manager Erlangga Pontianak, timnya mengajak saya mengunjungi Tugu Khatulistiwa. Namun sebelum pulang saya masih sempat memberi motivasi kepada belasan staff marketing Erlangga di kantornya. Salut atas kerja profesional penerbit Erlangga.
(Oleh : Joko Wahyono)