Rabu siang tanggal 13 Juni 2012, venue Eclectic Resto, Cilandak Town Square ramai dipadati pengunjung yang rata-rata berbusana muslim. Siang itu Penerbit Erlangga akan menggelar Grand Launching Novel Asmara Di Atas Haram, sebuah novel yang menyeruak ke pasar dengan membawa karakter tersendiri yang berbeda dengan novel-novel Islami lainnya.
Penulis novel, Pak Zul—begitu biasanya H. Zulkifli L. Muchdi disapa—sumringah saat namanya dipanggil oleh Elmiko Romadoni (MC acara) diiringi tepuk tangan para tamu undangan. Pak Zul tidak sendirian, ia didampingi oleh Astri Ivo (Artis dan Duta Busana Muslimah) dan Ustadz Riza Muhammad (Ustadz Gaul) yang turut hadir pula sebagai pembicara dalam acara Grand Launching yang dikemas dalam tema “Gathering Media dan Bedah Novel Asmara di Atas Haram”.
Acara dihadiri oleh puluhan insan media dari Media Cetak & Elektronik, mitra Toko Buku, komunitas pencinta Novel, Forum Lingkar Pena, para Guru, dan elemen kampus se-Jabodetabek. Acara dimulai tepat pukul 14.00 dan dibuka langsung oleh AMD Marketing Penerbit Erlangga, Bpk. Joko Sutrisno. Bapak Joko Sutrisno berharap agar novel Asmara Di Atas Haram terbitan Erlangga ini bisa tersebar luas di kalangan umat Islam mengingat banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari novel yang luar biasa ini, yang bertutur tentang kisah cinta dan bersarikan pelajaran-pelajaran agama.
Novel “Asmara di Atas Haram” bercerita tentang seorang pemuda bernama Yasser Al Banjary, yang hanya tinggal bersama ibu dan adiknya. Suatu saat sang ibu sakit dan membutuhkan biaya operasi sebesar 60 juta. Yasser yang hanya punya uang dua juta kaget bukan kepalang saat mendapati saldo di rekeningnya berjumlah 5 miliar. Dari sinilah pendirian Yasser mulai diuji. Apakah Yasser bersyukur atas uang yang tidak diketahui asal usulnya tersebut?
Lebih menarik lagi adalah perjalanan cinta Yasser yang penuh liku tajam, saat ia menanti jawaban cinta Istiqomah; namun pada saat besamaan, Ferry, putra pak menteri mengungkapkan perasaannya kepada Istiqomah. Istiqomah menjadi bimbang “dilamar” dua lelaki spesial tersebut, dan Yasser diterpa kehampaan. Di tengah kehampaan hati Yasser; Sofia, wanita dari masa lalunya tiba-tiba datang dan menyatakan cintanya kepada Yasser. Tunggu dulu; Eva, si gadis cantik asal Ukraina turut pula masuk dalam kehidupan Yasser. Lalu...siapakah yang akan dipilih Yasser?
“Novel Asmara di Atas Haram bukanlah sekadar cerita panjang tentang cinta, tetapi lebih dari itu, novel ini sarat akan motivasi hidup, bercerita tentang keberanian Yasser (tokoh utama) dalam menjalani hidup dan takdir yang dikehendaki Allah”, begitu ucap Astri Ivo saat pertama kali dimintai tanggapannya tentang novel ini. Tak ayal kalau kemudian artis cantik ini memberikan angka 9 untuk novel yang kental mengangkat sisi hakikat manusia yang harus selalu ingat bahwa hidup harus dijalani seperti apa yang Allah mau, bukan seperti apa yang kita mau.
Tidak jauh berbeda dengan Astri Ivo, Ustadz Riza Muhammad pun menyebut novel ini sebagai novel pembangun jiwa, kaya akan motivasi, dan inspiratif. Ustadz Riza menambahkan bahwa novel ini dapat menjadi sarana hiburan untuk selalu mendekatkan diri kita kepada Allah dan Rasul-Nya. “Novel ini wajib dibaca, karena di dalamnya banyak motivasi yang bisa menjadikan kita untuk lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya.” Kata ustadz gaul asal Bali yang memberi nilai 8 untuk novel ini.
Pak Zul juga tidak mau ketinggalan, sebagai penulis novel ini ia merasa bersyukur sedalam-dalamnya kepada Allah SWT karena ketika novel ini ditulis ia sedang diuji Allah dengan penyakit radang sendi yang menyebabkan ia mengalami kelumpuhan selama satu tahun lebih. Namun ia mengaku, di tengah sakit yang dialami, ia tetap ingin menghasilkan suatu karya yang bisa bermanfaat bagi semuanya.
Peserta semakin antusias. Antrian panjang terlihat di counter pameran erlanggashop. Lebih dari 100 buku habis terjual. Bahkan beberapa pengunjung terpaksa menunggu beberapa waktu sampai kiriman buku berikutnya tiba di counter pameran.
Acara Bincang Novel ini berlangsung sangat menarik & interaktif. Di akhir perbincangan Astri Ivo juga menambahkan bahwa ia merasakan bahwa novel ini tidak sedang menggurui kita, dan selaku orang tua ia berharap novel ini bisa menjadi alternatif bacaan yang baik untuk anak-anak remaja kita. Selain itu, ustadz Riza juga menambahkan bahwa penulis cukup cerdik menjadikan Tanah Haram sebagai setting dalam novel ini, karena secara tidak langsung hal tersebut akan menggerakkan sekaligus mengingatkan kita untuk pergi haji dan umrah.
Tepat pukul 16.00, acara selesai. Penerbit Erlangga melalui MC membagikan berbagai doorprize untuk pengunjung yang beruntung dan mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada para tamu undangan yang telah hadir dalam acara ini. Semoga novel “Asmara di Atas Haram” ini bisa meramaikan pentas novel di tanah air, dan dapat menjadi bacaan yang diminati oleh para pencinta novel di Indonesia. Semoga. (ibaad)