Tidak hanya di Indonesia, masyarakat muslim di berbagai belahan dunia pun memiliki “kebiasaan” khas ketika merayakan Hari Raya Idul Adha. Seperti di Maroko misalnya, di negara ini Hari Raya Idul Adha atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ied Kabir (hari raya besar) menjadi suatu momen berkumpul bagi semua anggota keluarga. Tak ketinggalan, anggota keluarga yang sedang merantau di kota lain pun rela pulang ke kampung halaman masing-masing. Selain itu, di sini hampir setiap rumah melakukan kurban, bahkan keluarga yang kurang mampu pun biasanya turut berkurban dengan menyembelih seekor domba. Setelah disembelih, daging kurban itu kemudian dikuliti, diambil jeroan (bagian dalamnya) dan kepalanya, kemudian digantung secara utuh di dapur rumahnya sekitar satu atau dua hari. Setelah itu, daging tersebut disimpan dalam mensin pendingin (freezer) untuk dimasak secara bertahap dan dihidangkan bersama sanak saudara.
Lain Maroko lain pula perayaan Idul Adha di Bangladesh. Di sini, Idul Adha dirayakan selama tiga hari. Hanya saja, negara ini dikenal memiliki peraturan ketat soal pemilihan hewan kurban. Di negara ini standar hewan kurban benar-benar diperhatikan dan diawasi langsung oleh para ahli sehingga tidak sembarangan hewan bisa dijadikan kurban.
Lebih lama sehari dari Maroko, di Pakistan perayaan Idul Adha ditandai dengan libur selama 4 hari. Banyak toko yang tutup karena kegiatan lebih terkonsentrasi di masjid-masjid sejak pagi hari. Seperti di Indonesia, di Pakistan proses penyembelihan juga sering dilakukan oleh warga setempat untuk kemudian didistribusikan kepada fakir miskin.
Tak seperti negara yang mayoritas berpenduduk muslim, di Jepang dan Korea Selatan kabarnya tidak ada penyembelihan hewan kurban saat perayaan Idul Adha. Namun, tradisi tersebut diganti dengan pemberian sumbangan berupa uang kepada pihak pengelola setelah salat Idul Adha. Selain itu, tidak ada hari libur saat perayaan Idul Adha di negara ini.
Di Arab Saudi, justru Hari Raya Idul Adha-lah yang layak dijadikan sebagai momen hari raya terbesar. Pasalnya, kerajaan setempat disibukkan oleh pemotongan hewan kurban yang nantinya akan didistribusikan ke negara-negara Islam yang membutuhkan.
Sumber gambar : http://daulahislam.com