Bismillah (Dengan Nama Allah) adalah awal dari semua hal yang baik. Frase ini adalah salah satu simbol Islam. Bismillah adalah kalimat yang terus menerus dilafalkan oleh semua umat Islam sebagai ungkapan pasrah kepada Allah SWT. Bismillah adalah sumber kekuatan dan keberkahan yang tak habis-habis.
Bediüzzaman Said Nursi di dalam karyanya Risale-i Nur pernah menganalogikan keistimewaan kalimat Bismillah dengan cerita dua orang musafir yang menempuh perjalanan di gurun pasir yang tandus. Musafir yang pertama adalah orang yang cerdas dan rendah hati, sedangkan musafir yang kedua adalah orang yang sombong dan merasa kuat. Musafir yang pertama selalu mendengar saran bahwa untuk selamat dalam perjalanan dia harus mengingat nama seorang kepala suku yang kuat dan berpengaruh. Sedangkan musafir yang kedua tidak pernah mau mendengarkan saran dan mengingat nama seorang kepala suku. Ia menganggap dirinya kuat dan hebat.
Musafir pertama selalu selamat, karena setiap kali bertemu kawanan bandit, dia selalu berkata: “Saya berjalan atas nama kepala suku ‘ini’,” lalu ia dibiarkan lewat tanpa diganggu, bahkan ia diperlakukan dengan hormat. Sebaliknya, musafir yang sombong selalu mengalami bencana dan rasa takut terus menerus karena ia tidak mengenal siapa-siapa dalam perjalanan. Tidak ada yang dapat ia andalkan selain dirinya sendiri yang sombong. Tidak ada yang mau memberinya pertolongan, bahkan hartanya ludes dirampas kawanan bandit.
Demikianlah Said Nursi menyindir jiwa-jiwa yang sombong. Jiwa yang merasa dapat berdiri sendiri di padang pasir nan tandus alias dunia yang fana ini. Jiwa manusia tanpa kepasrahan dalam kalimat Bismillah adalah jiwa yang penuh kelemahan, kekurangan, dan kemiskinan yang tak berkesudahan. Sedangkan jiwa manusia yang senantiasa menyebut dan mengagungkan Nama Allah akan terbebas dari rasa takut apa pun kecuali kepada Allah SWT.
Harus kita sadari bahwa ketika kita membaca Bismillah sesungguhnya kita telah bertindak atas nama-Nya. Membaca Bismillah adalah tanda kepasrahan diri kepada Allah SWT atas semua perbuatan kita. Bismillah adalah kekayaan yang diberkati Allah SWT, karena Bismillah mampu mengubah kelemahan dan kemiskinan.
Segala sesuatu bertindak atas nama Allah SWT. Biji-bijian dan bulir-bulir menciptakan pohon-pohon tumbuh menjadi besar. Setiap batang pohon mengucapkan Bismillah lalu mengisi tangkai-tangkainya dengan buah. Setiap kebun adalah periuk dari ‘dapur’ Allah SWT, di mana beragam makanan lezat yang tak terhitung jumlahnya disiapkan, semuanya berseru mengucapkan Bismillah.
Hewan ternak yang halal mengucapkan Bismillah lalu menjadi sumber susu yang baik dan murni. Hewan ternak memberi kita—dengan Nama Yang Maha Pemberi Rezeki (ar-Razzaq), makanan yang paling halal dan baik. Setiap tanaman dan lembar rumput, setiap akar dan tangkai mengucapkan Bismillah. Atas perintah Allah SWT, cabang-cabang pohon tersebar di langit, akar-akarnya menghujam tak terbendung di antara bebatuan dan tanah. Akar-akar menelusup ke bawah tanah lalu daun-daun hijaunya meliuk halus dan lembut meskipun panas terik menyengat. Siapakah yang menggerakkan mereka semua selain Allah SWT?
Itulah mengapa setiap serabut yang lembut dari akar-akar tumbuh-tumbuhan mampu menembus batu saat Nabi Musa Alaihi Salam memukulkan tongkatnya. Dan Kami berkata: “Wahai Musa, pukullah batu itu dengan tongkatmu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 60), dan itulah mengapa himpunan api yang panas dan besar tiba-tiba menjadi dingin. “Wahai api, jadilah dingin dan selamatkan Ibrahim.” (QS. Al-Anbiya [21]: 69). Semuanya bergerak karena mematuhi perintah Allah SWT.
Semua benda mengucapkan Bismillah dan menyampaikan puja-puji kepada Allah SWT. Lalu alasan apa yang membuat kita angkuh untuk tak menyebut Bismillah dalam setiap embus napas kita?
Bismillah adalah kekuatan kaum Muslim untuk menunjukkan bahwa tidak ada sedikit pun rasa ragu dan takut kepada musuh, karena setiap gerakan dan hela napas tak pernah luput dari perlindungan Allah SWT. Itulah mengapa Nabi Sulaiman Alaihi Salam sangat yakin akan kekuatan Bismillah saat mengirim surat kepada Ratu Balqis. [Sang Ratu Balqis] berkata: “Wahai para pembesar, sesungguhnya telah disampaikan kepadaku sepucuk surat yang patut dihormati. Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman yang isinya: Dengan Nama Allah, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.” (QS. An-Naml [27]: 29-30).
Bismillah adalah ekspresi suci yang membentuk garis terang di halaman alam raya, sebuah tempat tinggal yang kokoh. Ujung Bismillah berada dalam dekapan umat manusia. Bismillah menghubungkan dunia fana dengan Tahta Ilahi di mana ada tangga untuk kita naik ke sana. (wallahu a’lam Bishawab) –Hijrah Saputra