Jika anak Anda tampaknya hanya membuat sedikit kemajuan pada tahap pertama membaca, mungkin ini berarti pendekatan keseluruhannya salah dan ia terlalu bergantung pada matanya, daripada menggunakan otaknya.

Bersantailah dengannya pada suatu malam dan ajaklah ia membaca buku sekolahnya sebentar. Jika pada saat membaca ia bersusah payah dari satu kata ke kata lain dan menghasilkan sebuah kalimat yang sulit dimengerti, ini karena ia berusaha mengartikan rangkaian bentuk daripada memikirkan arti kata tersebut. Tanpa mengingat arti, ia tidak dapat memeriksa apakah ia telah melakukannya dengan benar atau tidak. Tapi saat ibunya berbicara kepadanya, ia langsung mengerti tanpa harus mengenali setiap kata atau suku kata.  Entah mengapa ia tidak menggunakan teknik yang sama dalam membaca. Ia tidak menggunakan pengetahuan bahasanya untuk menebak apa yang akan timbul selanjutnya, sehingga mengartikan simbol menjadi jauh lebih mudah.

Anda dapat menggunakan permainan membaca sederhana untuk membantunya. Jika Anda membacakan sebuah cerita, gerakkan jari Anda di sepanjang barisan kata, sehingga ia mengikuti hal ini dengan matanya. Setelah dua atau tiga kalimat, berhentilah tiba-tiba dan biarkan anak menebak kata berikutnya. Jika kalimat berupa: “Ibu berkata bahwa Jenny boleh pergi dan bermain tapi ia harus pulang pukul…”, anak bisa menebak lima. Ia mungkin salah, tapi ia mengerti bahwa kalimat itu kehilangan penanda waktu dan ia mengerti anak harus pulang bermain saat sudah sore. Ia akan segera menyadari bahwa ia hanya perlu mengenali satu atau dua huruf pertama dari kata yang tidak diketahui untuk menjawab dengan benar. Jika Anda mengulangi permainan ini terus-menerus ia seharusnya terbiasa menggunakan otak dan matanya saat ia mencoba membaca.

Membaca untuk mencari informasi
Jika anak dapat didorong untuk memandang kegiatan membaca sebagai sesuatu yang bermanfaat dan diperlukan dalam hidup setiap hari, maka mereka akan menerima kata tertulis dengan mudah dan alami, bukan menjadi sedikit gelisah seperti kebanyakan orang dewasa.

Bantulah anak Anda dengan menugaskannya membaca daftar belanja, misalnya, dan mintalah ia membacakan apa yang harus dibeli satu per satu sambil mengelilingi supermarket. Mintalah ia membacakan resep saat Anda memasak atau mencari jadwal pemutaran film di surat kabar.

Membantu belajar angka
Kebanyakan orangtua masih mengajari anaknya menghitung sampai 10 dengan menghafal atau menunjuk jari-jarinya satu-satu, tapi jauh lebih bermanfaat bagi anak jika ia belajar menggerakkan biji sempoa, kismis, atau uang receh dalam kelompok-kelompok. Dengan demikian ia tidak akan beranggapan bahwa empat berarti urutan keempat dalam rangkaian, melainkan seperangkat benda berjumlah empat.

Begitu ia telah memahami ide tersebut, Anda bisa menerapkannya dengan menghitung pria berpayung atau anjing saat Anda berjalan-jalan. Ini bisa meningkatkan konsentrasi dan kemampuan berhitung. Sebagai ganti meronce manik-manik kayu seadanya, ia bisa mencoba menyusun dua manik-manik merah bersama-sama, lalu tiga manik-manik hijau, dan seterusnya. Permainan memilah-milah bisa menjadi cara belajar terbaik. Anda dapat mengajak anak untuk memilah barang rumah tangga, seperti berbagai jenis kacang dari sebuah mangkuk besar ke dalam empat mangkuk yang lebih kecil. (DF, dikutip dari buku panduan kesehatan keluarga, terbitan Erlangga)