Apa yang Anda pertaruhkan ketika bekerja di bawah bos yang buruk? Usia! Anda menua di bawah kepemimpinannya yang melemahkan, yang memandulkan potensi dan memadamkan semangat kemajuan. Pindah kerja? Terhambat usia. Ini akhir Anda, kecuali Anda bersedia belajar.

Kill my boss? Do I dare live out the American Dream?” ucap Homer Simpson suatu kali, bernada kontemplatif. Tak salah jika Anda tersenyum miris oleh kalimat Homer, asal jangan terilhami. Mengutip Gibran, Anda tak mungkin mencapai apa pun yang indah jika cara-cara Anda tidak indah.

Soal bos memang soal pelik. Anda bisa memilih di mana Anda akan bekerja. Namun, Anda relatif tidak bisa memilih siapa yang akan menjadi bos Anda. Bukan salah Anda jika 'ketiban' bos buruk. Tapi cara Anda menyikapi kenyataan ini akan menentukan kemajuan atau kemunduran Anda. Dalam buku Kebenaran Tentang Mengelola Karier Anda, konsultan senior ini mengajak Anda melihat bos buruk sebagai keberuntungan.

Kemarahan yang meledak-ledak, impulsif, plin-plan, manipulatif, eksploitatif, merebut pujian untuk diri sendiri, semena-mena, menyebut gila ide-ide kreatif Anda,  selalu “Nggak mau tahu, pokoknya...”, mengorbankan bawahan. Familiar dengan sifat-sifat tadi? Karen mencoba menggarisbawahi tiga kesalahan bos yang paling umum, lengkap dengan tindakan yang ia sarankan untuk menyikapinya.

• Mendelegasikan tugas di menit-menit akhir: Sebagai seseorang yang terorganisir, tak ada yang lebih menyebalkan bagi Anda selain bos yang tiba-tiba melimpahkan setumpuk pekerjaan yang “besok mesti sudah ada di meja saya!”
Tindakan: Kunci untuk mengatasinya adalah ketertarikan. Mulailah secara proaktif menghadapi pendelegasian tugas dari bos Anda dengan menunjukkan ketertarikan pada proyek prioritas yang ditanganinya. Bukan hanya akan mengurangi 'kejutan tak mengenakkan' dari bos Anda dengan menjadikan Anda selalu selangkah di depan, tindakan ini juga akan membuat bos memandang Anda sebagai orang yang peduli pada pekerjaannya.

• Micromanaging: Beberapa bos sepertinya selalu mengawasi Anda bekerja dari belakang, tak rela melepas Anda bekerja sendiri. Jika Anda adalah pegawai baru, barangkali hal itu dapat dipandang sebagai itikad baik untuk membantu. Bagaimana jika pengawasan melekat ini tetap bos Anda lakukan sekalipun Anda mungkin hampir sama seniornya dengan dia?
Tindakan: Jangan masukkan ke hati. Alih-alih, pandanglah bos yang gila kendali sebagai seseorang yang perlu melihat detail agar merasa aman. Anda bisa menjawab kebutuhannya dengan cara-cara yang membuat Anda memegang kendali. Mulailah buat daftar periksa tugas yang harus diselesaikan. Coret tiap item yang berhasil diselesaikan dan tambahkan tiap tugas baru dari bos Anda jika ada. Anda juga bisa meminta bos menentukan prioritas tinggi, menengah, dan rendah sehingga Anda dapat mendedikasikan energi pada prioritas tertinggi lebih dulu. Gangguan bos akan berkurang begitu Anda menyajikan detail ini secara jelas.

Ingin segala sesuatu dikerjakan dengan caranya: Kadang-kadang bos Anda bersikeras menerapkan pendekatan kerja yang sama sekali berbeda dengan pendekatan Anda. Perbedaan ini dapat menyulut ketegangan, menciptakan kebingungan, bahkan menyebabkan masalah hubungan jangka panjang.
Tindakan: Sebagai bawahan, sudah menjadi tanggung jawab Anda untuk menyesuaikan diri dengan preferensi bos Anda soal pengerjaan tugas, bukan sebaliknya. Jadi, jika bos Anda menginginkan segala hal dalam bentuk tertulis, luangkan waktu untuk membuat laporan tertulis, sekalipun Anda lebih suka menyampaikan laporan lisan. Dengan melakukan hal ini, Anda tanpa sadar sedang melatih keluwesan dan kemampuan adaptasi yang sangat berharga. Bos Anda akan melihat Anda sebagai orang yang lebih cerdas dan efisien.

Jika bos Anda adalah mimpi buruk Anda, tugas Andalah untuk mengubahnya. Insight dari Richard Templar dalam bukunya The Rules of Management ini mungkin berguna. Pertama, kata Richard, buat mereka percaya pada Anda. Lalu buat mereka nyaman mendelegasikan tugas kepada Anda. Berikutnya, buat mereka memercayakan tanggung jawab pada Anda. Selanjutnya, gantikan mereka! Dengan kesediaan untuk mengubah cara pandang dan belajar, bos buruk justru menjadi jalan naik Anda menjadi bos yang baik kelak.

(Daniel Purba, disarikan dari buku Kebenaran tentang Mengelola Karier Anda)