Seri Aku Ingin Menjadi


Cita-Citaku Ketika Besar Nanti

Asyik kan, Urban Mama? Cerita juga yuk, mungkin ada yang punya pengalaman dalam melakukan percobaan-percobaan dengan anak-anak.

Upaya penerjemah untuk menyesuaikan sejumlah aspek juga patut diacungi jempol, misalnya untuk salah satu percobaan di buku pertama. Di situ ada ajakan untuk mengucapkan kalimat “Apakah mama yang makan pisangmu?” tanpa menyentuhkan bibir atas dan bibir bawah. Tentunya diperlukan kejelian untuk mencari padanan kata dalam bahasa Indonesia yang punya efek sama.

Dengan ilustrasi yang menarik dan penjabaran yang sederhana, buku ini cocok dijadikan panduan bagi orangtua, guru, maupun anak (terutama yang sudah lebih besar). Berhubung buku ini awalnya diterbitkan di Prancis, beberapa bahan seperti jenis kacang-kacangan tertentu mungkin tidak begitu mudah didapatkan di sini. Namun, bahan ini bisa kok digantikan dengan bahan lain. Orangtua selaku pendamping tidak boleh kalah kreatif, kan?

Sejauh ini masih percobaan-percobaan sederhana yang kami lakukan, sesuai usia anak-anak (6 dan 3 tahun). Di antaranya memindahkan air menggunakan sedotan, mengamati benda mana yang tenggelam atau terapung jika dimasukkan ke dalam air, menirukan gerak hewan, mencicipi beraneka ragam rasa, dan pura-pura jadi patung. Ada juga yang bisa dibilang belum berhasil, seperti menahan bola mungil tetap berada di atas sedotan yang ditiup. Walaupun begitu, permainan tetap seru karena kami jadi belajar bersama-sama mencari cara agar bolanya tidak langsung jatuh.

Sebagian percobaan memiliki “kunci jawaban” yang diletakkan di bagian belakang buku. Penjelasan yang diuraikan di halaman ini membantu orangtua atau guru dalam membimbing anak menarik kesimpulan. Ada juga lembar fakta yang bisa dipotong-potong, biasanya berisi instruksi lebih terperinci atau tabel check list atas percobaan yang dilakukan. Pada buku ketiga terdapat pola kerangka manusia untuk digunting dan dirangkai mirip wayang, guna mempermudah belajar tentang tulang dan sendi.Kategorisasi yang disajikan di bagian depan buku mempermudah kita untuk memilih percobaan mana yang hendak dilakukan. Ada daftar isi yang membagi percobaan berdasarkan tema, misalnya tema tumbuhan, hewan, tubuh manusia, indra, air, udara, atau bahan kimia. Ada juga  penggolongan percobaan berdasarkan tingkat kesulitan, bisa dilakukan sendiri atau perlu teman, maupun percobaan yang tidak memerlukan bahan. Agar percobaan berjalan lancar, disertakan juga beberapa tips, contohnya apa yang harus dilakukan kalau percobaannya gagal dan kapan saatnya minta bantuan orang dewasa. Menariknya, salah satu tips sekalian mengingatkan agar anak-anak tidak lupa membereskan peralatan dan bahan usai bermain.

Syukurlah, saat ini juga sudah tersedia sejumlah buku yang membantu orangtua dalam merancang sesi bermain edukatif dengan anak-anak. Salah satunya adalah Seri Literasi Sains terbitan Erlangga for Kids, yang ditulis oleh Delphine Grinberg, Isabelle Chavigny, dan Isabelle Pellegrini. Saat ini, dari empat buku yang diterbitkan dalam seri tersebut, saya baru memiliki buku pertama yang bertajuk 35 Percobaan Mudah dan Menyenangkan dan buku ketiga yang diberi judul 26 Percobaan Mudah dan Menyenangkan. Dari dua buku ini saja sudah banyak aktivitas bersama yang bisa dipraktikkan.

Acara bermain dengan anak bisa saja dilakukan secara spontan, tetapi jika permainannya terkonsep dengan baik tentu akan ada nilai plusnya, bukan? Apalagi sebagai mama bekerja, maunya sih waktu bermain saya dengan anak-anak tetap berkualitas dengan waktu yang kadang-kadang terbatas. Dari hasil obrolan dengan teman-teman, saya menyimpulkan bahwa mama yang stay at home pun pada umumnya punya keinginan serupa. Untuk tujuan inilah saya sering browsing mencari ide kegiatan bermain yang sekaligus ada manfaatnya untuk menstimulasi perkembangan anak.

Sumber: theurbanmama.com