Esensi (Erlangga Group) menerbitkan buku In Our Time: Pidato-pidato yang Membentuk Dunia Modern, yang merupakan pidato-pidato yang paling berpengaruh sepanjang tahun 1945 - 2008, yang disampaikan oleh tokoh-tokoh yang juga berpengaruh. Rasanya kita perlu membedah dan membahas, mengapa pidato-pidato yang terdapat dalam buku ini begitu “powerful” dan berpengaruh dalam membentuk opini dan persepsi publik. Selain itu, juga perlu dibahas apakah unsur kepercayaan publik juga berpengaruh dalam penerimaan masyarakat terhadap sebuah pidato.

Pidato merupakan salah satu sarana komunikasi politik yang paling sering digunakan. Mulai dari pemimpin negara, pemimpin pemerintahan, pemimpin institusi, politisi, dan aktivis, menggunakan pidato untuk memengaruhi massa atau publik mereka. Namun efektif atau tidaknya pidato bersifat sangat relatif, tergantung pada kapan, di mana, dan pada suasana apa pidato disampaikan.

Di berbagai belahan dunia, khususnya di Amerika, pidato merupakan suatu hal yang dianggap sangat vital, untuk memberikan penjelasan kepada publik. Kepiawaian berpidato pun di negeri Paman Sam itu kerap dihubung-hubungkan dengan kompetensi kepemimpinan seseorang. Seorang Presiden Amerika Serikat, bahkan memiliki agenda tetap “Pidato Mingguan” dan itu pun masih dibagi-bagi lagi menjadi pidato televisi, pidato radio, dan pidato online. Di Eropa dan Asia pun, pidato berperan penting dalam mengubah pandangan dan persepsi publik akan sesuatu hal.





Pada tanggal 28 Januari 2010, Esensi (Erlangga Group) menyelenggarakan Launching Buku In Our Time di Indochine Jakarta, fX Lifestyle X’nter 8th Fl. Launching tersebut dilaksanakan dalam bentuk talkshow, dengan tema “Gaung Pidato Masa Kini dan Krisis Kepercayaan Publik”. Acara yang berlangsung selama 2 jam tersebut sanagt atraktif karena dimoderatori oleh Alfito Deannova (News Presenter & Produser Eksekutif News di TVOne). Dan dengan narasumber politik ternama, yaitu Prof. Dr. H.M. Amien Rais (Mantan Ketua MPR-RI, Mantan Ketua PP Muhammadiyah, Mantan Ketua PAN), Dr. Makarim Wibisono (Diplomat Senior, Mantan Duta Besar Indonesia untuk PBB, Mantan Ketua Komisi HAM - PBB), dan Eep Syaefulloh Fatah, MA (Pakar Politik UI, CEO PolMark Indonesia).

Talkshow berlangsung sangat hidup, ini dikarenakan format yang digunakan bukanlah seperti seminar, dimana pembicara harus mempresentasikan materinya terlebih dahulu. Namun jalannya talkshow ini benar-benar dipandu oleh moderator, sehingga lebih pada seperti obrolan santai dimana moderator langsung menanyakan kepada pembicara yang ada di depan, tentunya saling bergantian, dan setiap pembicara bisa langsung menanggapi pendapat dari pembicara yang lain.

Ada Style, Substansi dan Impact Menurut Amien Rais yang menentukan sebuah pidato dan ia teringat isi teks pidato 20 Mei di depan gedung MPR/DPR yang mengesankan Amien berbunyi seperti ini: "Pak Harto lihatlah kami digedung MPR/DPR dan Anda bersiaplah untuk turun karena disamping Anda Ketua DPR, Harmoko sudah meminta Anda turun, kiri Anda para buruh tani dan masyarakat tidak menghendaki lagi, kalau Anda melihat ke belakang dunia Internasional juga meminta Anda turun apalagi di atas yang tentu saja sudah ada sinyal dari Ilahi untuk Anda turun apalagi tanah juga dibawah seperti itu, " ini kira-kira bunyi teks dari pidatonya yang disampaikan oleh Amien Rais.

Makarim Wibisono sebagai diplomat yang sering bertemu dengan banyak diplomat mancanegara melihat banyak pidato dari orang-orang yang menjadi tokoh dunia yang punya kondite idealisme teruji dari masa ke masa serta pernah mengalami pahitnya hidup.

Sedangkan Eep Saefulloh Fattah menyitir kekagumannya dengan pidato politik Obama saat berkampanye yang berbeda saat pidato kemenangannya.

Bersama ini kami juga mengumumkan pemenang kontes liputan "In Our Time" yang mendapatkan satu buah ponsel Samsung Corby S3650 sebagai berikut :
Rach Alida Bahaweres (dari Majalah Gatra)