Pada hari Kamis, 14 Februari 2013, bertempat di Aula Gedung Mahkamah Konstitusi, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6 Jakarta, Penerbit Erlangga bekerja sama dengan Lubis-Santosa & Maramis Law Firm menyelenggarakan acara Launching Buku Catatan Harian Todung Mulya Lubis, Buku 1. Para undangan yang hadir berasal dari berbagai kalangan, mulai dari praktisi hukum, budayawan, politikus, pengusaha, hingga ekonom, dan tentu saja para wartawan.

Launching yang dimulai pada pukul 11.00 ini dibuka dengan sambutan dari Adnan Buyung Nasution (Pengacara Senior), yang menyampaikan bahwa Todung Mulya Lubis adalah orang yang punya dedikasi tinggi sebagai penulis. Dengan membaca bukunya, pembaca akan menemukan berbagai hal dalam kehidupan beliau dan lebih bisa meneladani sosok dan karakter dari seorang Todung Mulya Lubis sebagai seorang ayah yang sangat bertanggung jawab terhadap keluarga serta seseorang yang mendedikasikan hidupnya bagi orang yang membutuhkan bantuan, terutama dalam bidang hukum. Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Dharma Hutauruk selaku perwakilan dari Penerbit Erlangga, sekaligus menyerahkan secara simbolis buku yang baru saja terbit ini kepada penulisnya.

Buku Catatan Harian Todung Mulya Lubis, Buku 1 ini adalah catatan harian penulis di tahun 2009, sebuah tahun yang dianggap krusial dalam dunia penegakan hukum Indonesia. Pada tahun tersebut banyak kejadian penting di bidang hukum di negara kita ini, di antaranya Pemilu, kasus Bank Century, serta kasus Cicak vs Buaya. Pembaca buku ini dapat melihat sisi lain peristiwa-peristiwa tersebut dari sudut pandang penulis. Banyak kritik, masukan, dan idealisme yang disampaikan oleh Todung Mulya Lubis, di mana hal itu didasari oleh keinginannya menjadikan Indonesia yang lebih baik bagi semua pihak.

Acara talkshow launching buku ini diisi oleh tiga pembicara, Dr. Taufik Abdullah (Sejarawan, Sastrawan), Budiman Tanuredjo (Jurnalis senior Kompas), dan Todung Mulya Lubis (Penulis), serta dimoderatori oleh Karni Ilyas (Jurnalis Senior TvOne). Taufik Abdullah mengungkapkan kekagumannya kepada Todung Mulya Lubis karena dengan kesibukannya yang luar biasa, masih menyempatkan diri untuk membuat catatan harian, hari demi hari, yang belum tentu semua orang dapat melakukannya. Peristiwa demi peristiwa tertulis lengkap dalam catatan harian tersebut. Hal senada disampaikan oleh Budiman Tanuredjo. Menurutnya, biasanya pada sistematika buku harian, pembaca akan kehilangan konteks sehingga terjadi kekeliruan pemikiran. Akan tetapi hal tersebut tidak berlaku pada catatan harian ini. Todung Mulya menulis secara sistematis setiap peristiwa yang beliau alami dan menuangkannya dalam tulisan.

Sebagai penulis, Todung Mulya Lubis berusaha menyajikan sebuah catatan harian yang lebih santun daripada sekadar menuangkan dalam komentar di facebook dan twitter. Beliau mulai hobi menulis catatan harian sejak duduk di sekolah menengah atas. Akan tetapi baru benar-benar membuat sebuah catatan harian yang sistematis pada tahun 2009, sehingga terbitlah buku catatan harian yang direncanakan berseri ini.

Dengan dipandu oleh seorang moderator yang juga jurnalis hukum, Karni Ilyas, launching ini terlihat sangat hidup. Berbagai pertanyaan seputar hukum dan beberapa masalah lain ditanyakan kepada Todung Mulya Lubis sebagai penulis. Setiap pertanyaan dijawab secara lugas namun santai. Acara ini dilanjutkan dengan tanda tangan giant cover dan penyerahan buku kepada beberapa undangan, di antaranya H. Irman Gusman (Ketua DPD RI), Emil Salim, Azyumardi Azra, Arifin Panigoro, Theo L. Sambuaga, serta diakhiri dengan acara ramah tamah.