Talkshow
‘Be Ready! Perawat Indonesia Menghadapi
Persaingan Bebas 2010’ yang berlangsung pada tanggal 5 Juni 2009 di
Erlangga Fair – Pejaten Village telah terselenggara dengan sukses. Talkshow ini
dihadiri oleh 112 peserta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa keperawatan,
praktisi perawat, dan media.
Pada
talkshow ini dihadirkan 2 pembicara yaitu:
- Ibu Prof. Achir Yani Syuhaimie Hamid, M. N., D. N. Sc. (Ketua Umum Pengurus Pusat PPNI) yang membawakan topik ”Kompetensi Perawat Indonesia Menembus Keperawatan Global, Suatu Wacana Mengenai Peluang Kerja di Dalam dan di Luar Negeri”, dan
- Yacintha Gulo (Alumnus STIK Carolus yang
telah lulus ujian NCLEX-RN) yang membawakan topik ”Sharing Pengalaman Menghadapi Ujian NCLEX-RN (National Council
License Examination-Registered Nurse) di Amerika”
Peserta
sangat antusias mengikuti acara ini. Dialog interaktif terlihat dengan
banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan peserta hingga akhir acara yang
berlangsung sekitar 150 menit ini.
Pengumuman Pemenang
Kontes Penulisan Rangkuman
Dalam
rangka mengetahui sejauh mana ilmu dan manfaat yang terserap dari acara perdana
yang dilakukan oleh Divisi Perguruan Tinggi Bidang Kedokteran & Keperawatan
- Penerbit Erlangga ini, maka tim panitia mengadakan ‘Kontes Penulisan
Rangkuman’ yang dibuka untuk mahasiswa keperawatan peserta talkshow.
Setelah
dilakukan penilaian berdasarkan kriteria kelengkapan isi dan keruntunan bahasa,
maka diputuskan 2 (dua) orang pemenang sebagai berikut:
- Ariesta Amellia Harnomsari (Mahasiswa Keperawatan UPN – Jakarta)
- Tarsisius Yubinarso (Mahasiswa Keperawatan St Carolus –
Jakarta)
Pemenang
di atas akan mendapatkan hadiah masing-masing 3 (tiga) buku Erlangga Medical Series (EMS) yang akan
dipilih sendiri oleh pemenang, uang sebesar Rp 150.000,00 dan Piagam.
Hadiah
diambil sendiri oleh pemenang ke:
Penerbit Erlangga
Jl.
Haji Baping No. 100
Ciracas
– Pasar Rebo
Jakarta
13740
Telp:
8708514/12 ext. 226
Terima
kasih kepada peserta yang telah mengirimkan tulisan dan kritik & sarannya.
Selamat kepada para pemenang.
Berbicara mengenai peluang kerja, peluang kerja
perawat Indonesia untuk bisa bekerja di luar negeri akan selalu menjadi topik
yang hangat diperbincangkan. Sebenarnya
peluang kerja di luar negeri sangat
terbuka lebar. Akan tetapi, meskipun Indonesia memiliki banyak lulusan
tenaga perawat, terdapat banyak kendala untuk bisa menempatkan tenaga kerja
perawat di luar negeri. Salah satunya karena tidak tersosialisasinya dengan
baik kompetensi dan persyaratan yang diperlukan untuk berkiprah di dunia
internasional terutama dalam menghadapi persaingan bebas tahun 2010
yang sudah di ambang mata.
Dengan adanya talkshow ini, diharapkan tidak hanya tenaga perawat yang mengetahui kompetensi dan persyaratan yang diperlukan untuk bisa bekerja di luar negeri, tetapi yang lebih penting lagi adalah institusi pendidikan keperawatan. Jika institusi pendidikan sudah mengetahui dan menyadari kompetensi dan persyaratan ini, maka hal ini akan bisa diakomodasikan dalam penyusunan strategi pengajaran sejak awal siswa keperawatan masuk. Dengan demikian diharapkan jika siswa nanti lulus, dia sudah mempunyai ‘bekal’ yang cukup untuk bisa berkiprah di dunia internasional.
Apa yang diperlukan agar dapat menembus peluang di luar negeri (dalam hal ini Amerika Serikat)? Ketahanan psikologis dan emosi, mampu b eradaptasi dari segi budaya, kemampuan bahasa, dan tentunya lulus ujian NCLEX-RN. Nilai yang dipersyaratkan adalah TOEFL 550, IELTS 6,5 (reading, listening, writing) dan 7 (speaking).
Seorang perawat dapat bekerja di Amerika Serikat melalui perantara lembaga dari Amerika. Misalnya Yacintha yang berprofesi sebagai instruktur GETS (Global Education Training Service) suatu lembaga yang menangani pelatihan dan persiapan NCLEX-RN. Lembaga ini bekerja sama dengan perusahaan dari Amerika yaitu AIN (American International Nurses) dan melakukan pelatihan dengan modul dan materi yang disediakan oleh AIN. Setelah perawat menyelesaikan ujian NCLEX-RN dan tes TOEFL/IELTS, AIN akan menempatkan para perawat tersebut di rumah sakit-rumah sakit yang sudah menjadi rekanan (sponsor). Lembaga ini saat ini sedang nmempersiapkan beberapa perawat untuk ujian NCLEX-RN ke Hongkong pada bulan Agustus/September ini.
Ujian NCLEX-RN ini bisa diikuti oleh lulusan D3 atau S1 Keperawatan. Ujian ini memang terkesan susah, tetapi menurut Yacintha, dengan belajar sungguh-sungguh, motivasi yang kuat, pasti bisa dicapai. Kendala utama memang masih seputar kemampuan bahasa. Karena ujiannya dalam bahasa Inggris, maka kemampuan bahasa Inggris mutlak diperlukan. Yang menjadi poin penting lainnya adalah bahwa kita harus mengenal dulu NCLEX-RN itu apa dan bagaimana strategi dalam mengikuti ujian ini.
Ketika ditanya bagaimana tip & trik menembus ujian NCLEX-RN ini, Yacintha menerangkan “Mereview materi always the best, kemudian practice, practice, dan practice soal-soal NCLEX-RN yang ada”. “Tidak ada yang mustahil, pasti bisa!”
Sebenarnya apa yang menjadi incaran perawat-perawat untuk dapat bekerja di Amerika, termasuk perawat Filipina, yang berbondong-bondong ingin bekerja di Amerika?
Keperawatan di Amerika berkembang dengan pesat dan kompetitif. Berbagai keistimewaan yang diterima antara lain seorang perawat mendapat green card bagi dirinya serta keluarganya. Jika perawat adalah seorang RN dan memiliki green card, maka ia dapat tinggal di Amerika selama yang ia mau tanpa harus kembali ke negara asalnya karena kontrak kerjanya habis. Hal menarik lainnya adalah bahwa gaji yang diterima oleh perawat asing sama dengan perawat Amerika itu sendiri. Pada umumnya, apa yang menjadi hak-hak warga negara Amerika bisa diperoleh, kecuali hak memilih dalam pemilihan umum Amerika.
Membahas tentang gaji, seperti yang sempat diberitakan di media-media massa sebelumnya, seorang perawat yang sudah berpengalaman puluhan tahun dan perawat yang berpengalaman minim dapat menerima gaji awal yang sama. Hal ini karena perawat yang belum memiliki pengalaman di negara barat dianggap memiliki nol pengalaman. Namun, setelah beberapa lama, kemungkinan akan ada kenaikan gaji disesuaikan dengan kemampuan masing-masing (spesialisasi). Gaji minimal bisa mencapai US$ 4000 (per bulan). Gaji dihitung per jam, berkisar US$ 20 (di negara bagian yang tidak terlalu kaya) hingga US$ 35-40 (di negara yang lebih makmur), belum termasuk lembur, dan gaji pada weekend bisa mencapai 1½ kalinya.
Perawat yang berangkat ke Amerika tidak langsung ditempatkan di rumah sakit-rumah sakit di Amerika. Sebelumnya ada tahap-tahap yang harus dilalui, namun begitu tahap-tahap ini diselesaikan, perawat akan bekerja di rumah sakit-rumah sakit yang sudah ditunjuk di Amerika, bukan sebagai caregiver tetapi sebagai perawat profesional (RN). Bagi perawat yang lulus NCLEX-RN akan menjadi seorang RN, yang berperan seperti manager, di mana seorang RN akan membawahi beberapa personil yaitu LPN dan CNA. Tugas RN lebih melakukan nursing process, caring, learning, teaching, communication & documentation. Berbeda dengan yang dilakukan oleh perawat Indonesia, di mana ia akan melakukan semua jenis pekerjaan keperawatan.
Banyaknya perawat Filipina yang mendominasi Amerika dari segi perawat asing karena mereka sudah masuk sejak puluhan tahun yang lalu. Kesempatan untuk bekerja di Amerika masih sangat terbuka lebar, kuotanya hingga ratusan ribu, karena saat ini dan untuk beberapa tahun ke depan Amerika masih akan kekurangan perawat, jadi Indonesia mempunyai peluang untuk mengisi kekosongan tersebut. Sudah saatnya perawat Indonesia unjuk gigi, menunjukkan kemampuannya bahwa Indonesia, sebagai salah satu negara di Asia dengan jumlah penduduk yang tinggi dengan jumlah lulusan yang tinggi pula setiap tahunnya, bisa bersaing dengan perawat-perawat Filipina (dari kawasan Asia) di kancah global, terutama Amerika.
“Ayo, kita semua pasti bisa untuk bersaing di dunia internasional. Tak ada yang sulit bila kita mau dan berusaha untuk memajukan keperawatan di Indonesia”.