Apabila
membayangkan kata-kata ujian, banyak anak yang merasa terbebani dengan hal
tersebut. Padahal ujian tersebut bertujuan untuk dapat menguji kompetensi siswa
tersebut untuk dapat melangkah ke jenjang yang lebih tinggi.
Hal tersebut menyebabkan
banyak siswa yang mengalami stress dalam menghadapi ujian dan bahkan ada yang
sampai jatuh sakit.
Kompetensi sekolah
yang semakin ketat, kurikulum dan metode belajar yang semakin meningkat
sehingga membuat anak merasa semakin tertekan.
Belum lagi standar kelulusan
naik menambah beban bagi siswa. Akan
tetapi hal tersebut dapat dihindari oleh siswa dan dengan didukung oleh orangtua dan guru membantu siswa dalam menghindari stress menjelang ujian.
Penerbit Erlangga sebagai salah satu
perusahaan yang mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap kemajuan pendidikan
mengadakan Talkshow “Ujian Menjelang, Panik pun
Datang” yang dilaksanakan pada tanggal
23 Januari 2009 di SOHO Music A/Venue, Senayan City.
Acara yang dimulai pukul 15.00 WIB dengan durasi kurang lebih 2 jam tersebut
dimoderatori oleh Arletta Danisworo ( presenter TV) dan mengundang narasumber
yang kompeten dibidangnya yaitu:
- Tika Bisono ( Psikolog Anak)
- Bambang Sutrisno, M.Pd (Pemerhati Pendidikan)
- Shireen Sungkar (Artis/ Siswa yang akan menghadapi UN)
Acara tersebut dihadiri oleh undangan yaitu Orangtua
murid, guru dan media yang berjumlah sekitar 100 orang.
Menurut Bambang Sutrisno, M.Pd (pemerhati pendidikan) “Yang terbebani dengan
ujian nasional (UN) bukan hanya siswa saja tapi juga orang tua dan guru. Tidak
heran karena UN merupakan tujuan dan sasaran akhir kelulusan siswa”.
Berdasarkan hal tersebut maka Shireen Sungkar
(Artis) yang juga pada tahun ini akan menghadapi UN merasa panik dan was-was
dalam mempersiapkan diri menghadapi UN. Apa yang dialami oleh Shireen tersebut
juga dialami oleh sebagain besar siswa-siswi yang akan menghadapi ujian.
Untuk menghindari tersebut Bambang mengatakan, melakukan persiapan sedini
mungkin dengan pendalaman materi dan latihan soal (sesuai kisi-kisi soal)
adalah cara terbaik untuk persiapan menghadapi UN.
Menurut Psikolog dari Universitas Indonesia, Tika Bisono mengatakan,
orang tidak perlu panik menghadapi ujian.”Dukungan orangtua dapat dengan
membantu anak menyelesaikan soal-soal latihan,” pesannya pada kesempatan yang
sama.
Jika orangtua tidak memberi semangat bisa mengakibatkan stres pada anak.
Apalagi terhadap diri siswa yang akan menjalani UN. Tidak jarang siswa merasa
UN sebagai ajang mempertaruhkan reputasi diri.
Bambang mengatakan, untuk mengantisipasi hal tersebut, maka peran orangtua dan
guru di sekolah sangat dibutuhkan dalam menunjang keberhasilan anak menempuh
ujian. Guru dan orang tua harus mampu memotivasi dan meluruskan persepsi siswa
tentang ujian nasional.
Tanggapan positif juga bisa membantu anak tenang menghadapi UN. Ucapan akan
sangat berpengaruh, untuk itu hindarilah ungkapan yang terkesan menuntut dan
mengkritik. ”Menjaga kesehatan dan banyak berdoa juga sesuatu yang tidak boleh
dilupakan dalam menghadapi ujian,” ujar Bambang Sutrisno.
Peran
orang tua mutlak diperlukan dalam kondisi ini. Sebagai orang terdekat,
seharusnya orang tua memberikan motivasi agar anak tetap semangat menempuh
ujian. Tidak perlu mengharuskan anak mendapat nilai jauh di atas standar.
"Cukup
tuntut nilai minimum dari syarat kelulusan," kata Tika. Tuntutan yang
berlebihan justru mengakibatkan beban psikologis bagi anak. Akhirnya anak tidak
konsentrasi dalam belajar.
Di
samping orang tua, sekolah, menurut Tika, tidak semestinya memaksa para murid
mendapat nilai jauh di atas batas minimum, dengan alasan untuk menaikkan mutu
sekolah. "Level dari stres anak lebih rendah kalau tuntutannya tidak
terlalu tinggi," Tika menjelaskan.
Kepada
pemerintah, Tika berharap agar segera melakukan sosialisasi kenaikan standar
kelulusan ini. Idealnya persiapan dilakukan satu tahun sebelumnya, bukan tiga
bulan sebelumnya.
Pengamat pendidikan,
Bambang Sutrisno, mengatakan kepanikan wajar terjadi. Tapi dia menyarankan agar
tidak keterusan. "Kalau paniknya keterusan, kapan belajarnya?"
Menurut
Bambang, soal ujian tahun ini jauh berbeda dengan tahun sebelumnya.
"(Materi soal) jauh lebih mudah," katanya. Saat ini, Bambang
menambahkan, kisi-kisi soal yang akan muncul sudah keluar. Masyarakat bisa
mengunduh di situs resmi Departemen Pendidikan Nasional atau penerbit Erlangga.
Berdasarkan
hal tersebut maka Penerbit Erlangga mengkampanyekan “Bisa Karena Biasa”. Selama
ini persiapan yang dilakukan hanya pada saat menjelang ujian. Akan tetapi hal
tersebut harus diubah. Persiapan menghadapi ujian harus dilakukan jauh hari
sebelumnya. Dan salah satu cara yang sangat efektif dalam menghadapi ujian
adalah dengan melakukan latihan secara terus menerus. Dengan melakukan latihan
secara terus menerus maka hal yang awalnya dianggap sulit dapat diatasi.
Dengan
sering melakukan latihan maka dapat semakin meningkatkan kemampuan siswa dalam
menjawab soal-soal ujian. Media yang paling tepat adalah dengan latihan
menggunakan buku soal. Jadi soal yang sulit BISA diatasi KARENA BIASA berlatih
dengan buku-buku soal.