Setiap insan di dunia fana ini tidak akan luput dari dosa. Dosa bagi sebagian insan menjadi kawan, dan bagi sebagian lainnya menjadi lawan. Dosa tentu harus dilawan karena Allah SWT memerintahkan kita untuk selalu melawan perbuatan dosa yang diembuskan terus oleh setan. Sampai akhirat kelak, setan yang akan terus berusaha menjerumuskan manusia pada perbuatan dosa. Sekecil apa pun dosa akan tetap diperhitungkan kelak. Terlebih dosa besar, yang sudah pasti ada balasan yang besar juga.

Maka, jika insan telah menimbun banyak dosa, apa yang harus dilakukan setelahnya? Masih teruskah menabung dosa sebagai investasi akhirat yang sudah pasti sangat merugikan. Bagi insan yang berpikir, maka dia akan segera introspeksi dan tentunya melakukan tobat. Dengan bertobat maka kita telah berusaha dan berupaya untuk tidak melakukan lagi dosa yang hanya akan membuat sengsara. Sungguh Allah SWT akan selalu mengampuni dosa hamba-Nya yang mau bertobat. Sebagaimana firman Allah SWT:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar [39]: 53)

Jadi, bertobatlah agar diampuni segala dosa yang telah diperbuat baik yang sengaja maupun tak disengaja agar hidup tenang dan damai. Allah SWT Maha Pengasih dan Maha Penyayang pasti tidak akan mengutuk hamba-Nya yang berdosa. Maka, raihlah kasih dan sayang-Nya dengan bertobat agar kita juga selalu dekat dengan-Nya. Jika kita sudah dekat dengan-Nya, pastilah hidup kita selalu diarahkan pada jalan yang benar dan tidak akan tersesat.

Jika berbicara tentang dosa yang tidak pernah alpa bagi manusia, maka kita kan teringat syair Abu Nawas yang melegenda. Syair ini tersebar ke antero dunia. Syair ini pula bisa menjadi bahan renungan ketika diri sedang berkontemplasi. Inilah Syair Al-I’tiraaf – Sebuah pengakuan.


إِلَهِي لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاَ وَلاَ أَقوَى عَلَى النَّارِ الجَحِيمِ
فَهَبْ لِي تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبِي  فَإِنَّكَ غَافِرُ الذَنْبِ العَظِيْمِ
ذُنُوْبِي مِثلُ أَعْدَادٍ الرِّمَالِ  فَهَبْ لِي تَوْبَةً يَاذَاالجَلاَلِ
وَعُمْرِي نَاقِصٌ فِي كُلِّ يَوْمٍ  وَذنْبِي زَائِدٌ كَيفَ احْتِمَالِي
إِلَهِي عَبْدُكَ العَاصِي أَتَاكَ  مُقِرًّا بِالذُّنُوْبِ وَقَدْ دَعَاكَ
فَإِنْ تَغْفِرْ فَأنْتَ لِذَاكَ أَهْلٌ  فَإنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُوْ سِوَاكَ

 

 

Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka Jahim.

Maka berilah aku tobat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar.

Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan.

Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya.

Wahai, Tuhanku ! Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada-Mu dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada-Mu.

Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah yang berhak mengampuni. Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?

Dosa pasti bertuan. Setiap insan akan memikul dosanya masing-masing kelak. Maka, segeralah bertobat agar kita diampuni oleh Yang Maha Pengampun. Seperti kutipan syair di atas, setiap hari umur kita berkurang, tetapi sangat kontras dengan bertambahnya dosa. Maka, gunakanlah umur kita untuk selalu bertobat dan hanya mengharap ampunan serta ridha-Nya agar hidup bahagia dunia dan akhirat. (Dani F.)