Bulan suci Ramadan sudah di depan mata, seluruh umat Islam yang beriman yang selalu mengharapkan ampunan dari Allah SWT, akan bergembira menyambut kedatangan “tamu agung” ini. Pada bulan yang penuh berkah ini, Allah SWT secara khusus memerintahkan seluruh hamba-Nya untuk melaksanakan ibadah puasa. Yaitu ibadah yang mewajibkan setiap umat Muslim untuk menahan diri dari makan dan minum dan segala hal yang membatalkan ibadah puasa.

Puasa adalah ibadah yang sifatnya personal, yaitu sebagai media pembelajaran diri melalui manajemen syahwat dan emosi. Di samping itu, ibadah puasa juga memiliki titik satu tekan tujuan, yaitu tertatanya hubungan sosial dalam masyarakat.

Ketika berpuasa, seseorang yang berpuasa (shaim) diharapkan belajar menjalani hidupnya dengan penuh kehati-hatian, bagaimana caranya ia mencari rezeki yang halal dan baik, berbicara jujur dan hati-hati agar tak ada seorang pun terluka, memperbanyak intensitas kontak sosial seperti melakukan shalat tarawih berjamaah, beriktikaf, bersedekah, dan melakukan amalan-amalan ibadah sunah yang kiranya dapat mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.

Setiap ibadah dalam Islam memiliki titik tekan tujuan secara pribadi dan sosial. Ibadah shalat misalnya, shalat adalah media “komunikasi khusus” antarmakhluk dengan Khaliknya dalam wujud penyembahan secara fisik, namun di sisi lain shalat juga dianjurkan untuk dilakukan secara berjamaah di masjid di mana di sana kita dapat bertatap muka (muwajjahan) dengan saudara-saudara Muslim lainnya.

Ibadah zakat, sedekah, atau infak pun demikian pula yaitu karena sifatnya yang timbal-balik; ada yang memberi dan ada yang menerima. Terlebih lagi ibadah haji, di mana di Kota Suci umat Islam berkumpul dan dipertemukan ia dengan orang dari segala penjuru dunia.

Rasulullah SAW menganjurkan kita untuk melaksanakan ibadah puasa dengan penuh keimanan dan perhitungan (introspeksi). Orang yang melakukannya, maka ia akan mendapat ampuanan dari Allah atas dosa-dosanya yang telah lalu. ”Man Shama romadana imanan wahtisaban, gufiro lahu ma taqoddama min djzanbih” (Al-Hadis).

Keutamaan ibadah puasa di bulan Ramadan adalah terletak pada sejauh mana seseorang mampu ”menghadirkan” Allah SWT dalam hidupnya. Kemampuan menghadirkan Allah dalam kehidupan yang diupayakan melalui proses ibadah bertujuan untuk menjadikan seseorang tersebut lebih baik dari sebelumnya. Itulah inti tujuan dari semua ibadah.

Puasa adalah proses penyucian hati dan jiwa. Saat seseorang berpuasa, ia sebenarnya sedang belajar untuk berusaha menghindarkan dirinya dari hal-hal yang tidak baik, sehingga dengan pembelajaran ini maka nanatinya ia akan memiliki kemampuan pengendalian diri yang kuat untuk digunakan di bulan-bulan lain setelah bulan Ramadan. (HS)


 

Sumber Gambar : tribunnews.com