Takut terhadap sesuatu yang tidak perlu ditakuti adalah penyakit yang disebabkan oleh keimanan yang kurang mantap. Misalnya, orang kaya yang takut miskin atau orang berpangkat yang takut kehilangan pangkat dan kedudukannya. Karena ketakutan yang tidak beralasan semacam itu adalah awal dari munculnya perbuatan-perbuatan yang tidak wajar, bahkan perbuatan yang melanggar nilai-nilai agama.

Al-Kisah, seorang ulama penjilat yang hidup pada masa pemerintahan Khalifah Al-Mahdi bernama Ghiyats bin Ibrahim ketika mendatangi Khalifah di istananya memergoki sang Khalifah sedang mengadu ayam.

Anehnya, bukan Khalifah yang takut ditegur, melainkan ulama tersebut yang cemas kalau-kalau akibat malu kepergok, Sang Khalifah akan menghukum atau setidaknya memecatnya dari jabatan sebagai penasihat raja.

Maka dengan sekonyong-konyong Ghiyats bin Ibrahim membacakan hadis Rasulullah SAW yang berbunyi “Tidak dihalalkan melakukan pertandingan kecuali adu memanah, adu naik kuda, dan adu ayam”.

Aslinya, hadis itu hanya menghalalkan dua macam saja, yakni adu memanah dan adu naik kuda, tetapi karena Khalifah sedang mengadu ayam, oleh Ghiyats bin Ibrahim ditambahnya dengan hukum buatannya sendiri, yakni adu ayam juga halal.

Begitupula pada waktu panen terung berlimpah ruah dan harganya merosot, sementara penjualan amat seret, maka para pedagang menyewa sejumlah ulama penjilat untuk menyebarkan hadis palsu yang berbunyi, “Buah terung itu obat segala macam penyakit” Dengan disebarkanya hadis palsu ini, maka hasilnya pun dapat ditebak; berduyun-duyun masyarakat memborong buah terung. Para pedagang tidak jadi bangkrut. Ulama penjilat memperoleh upah yang besar dari kaum petani yang kaya maupun dari para pedagang.

Takut kalau-kalau nasihatnya tidak mempan atas umat Islam, maka sebagian para mubalig dalam upaya menarik minat masyarakat untuk beribadah pun telah merangkai hadis-hadis palsu. Antara lain, bahwa setiap orang yang membaca kalimah tauhid, akan diberi hadiah oleh Allah, untuk satu kalimah mendapat sebatang pohon yang rindang di dalam surga. Mereka tidak berpikir, kalau setiap umat Islam membaca lima ribu saja kalimah tauhid semasa hdupnya, berapa juta batang pohon yang tumbuh di surga? Bukankah surga akan berubah menjadi hutan belantara?

Berbeda upamanya dengan seorang ulama zuhud yang bernama Hummad Abu Salamah. Tiap kali Amir kota Bashrah mendatangi ulama itu di rumahnya, Sang Amir itu selalu gemetar. Sampai pada suatu saat Amir Bashrah yang bernama Muhammad Bin Sulaiman itu pun bertanya, “Wahai tuan guru, Syaikh Abu Salamah, mengapa setiap kali saya berhadapan muka dengan tuan dan memandang wajah tuan badan saya bergetar karena takut kepada tuan?”

Dengan tenang Abu Salamah menjawab, “Sebab seorang ulama yang dengan agamanya hanya mengharapkan rida Allah SWT semata-mata, semua makhluk pasti takut kepadanya. Tetapi sebaliknya, bila ulama itu mengharapkan keuntungan dunia dengan agamanya, dialah yang akan takut kepada siapa saja.”

Cerita ini diambil dari buku:
Seri Perkaya Hati 9 (PENGEN BEBAS STRES? HIDUP SEDEHANA. HIDUP ZUHUD!) Penulis: Saiful Hadi El-Sutha (Penerbit Erlangga: 2009)