Mat Gobed, seorang mahasiswa semester akhir menolak keras ketika dikatakan kepadanya bahwa Allah SWT mengontrol seluk beluk kehidupan manusia.
“Seandainya Allah SWT dapat mengontrol segalanya tentu Dia akan tetap membuatku makan di saat aku tidak ingin makan!” begitu kata Mat Gobed kepada Diparo dengan lantang.

Untuk membuktikan ucapannya itu, Mat Gobed pun berniat tidak makan alias puasa seharian penuh. Mengetahui polah tengil karib satu kosnya itu, Diparo tidak habis pikir dan berusaha menghentikannya.

Diparo ngomel-ngomel macam nenek jompo kehabisan sirih dan kapur. Mat Gobed yang semula santai-santai saja dibuat senewen mendengar ocehan Diparo. Saking jengkel, Mat Gobed nekat manjat pohon kebembem di depan kos yang lagi meranggas.  

Merasa kehilangan akal lantaran Mat Gobed tidak juga mau makan, Diparo terpaksa menaruh besek oleh-oleh tahlilan dari rumah H. Darip di bawah pohon kebembem dengan harapan Mat Gobed berubah pikiran dan akhirnya mau makan itu besek.  

Jelang tengah malam, kawanan perampok lewat dekat pohon kebembem. Mereka baru saja menyatroni kampung sebelah. Melihat besek di bawah pohon, mereka terkesiap. Setelah diamati, besek itu ternyata berisi nasi urap dan ayam bakar. Sudah agak dingin memang, tapi masih kelihatan segar alias belum basi.
“Wah, laziiizzz amir nih kayaknya makanan,” sahut salah satu perampok.

“Bro, kita mesti ati-ati, jangan-jangan ini besek cuma jebakan. Mungkin aja kan kalau ini besek udah diracun?” timpal satu perampok lainnya.
Untuk memastikan besek itu bukan bagian dari jebakan, kawanan berusaha menyelidik. Mereka tengok kiri dan kanan, atas dan bawah. Mat Gobed sendiri yang sudah merem melek di atas pohon terjaga mendapati kegaduhan kawanan perampok. Kepanikan Mat Gobed membuat kawanan perampok menyadari ada orang di atas pohon kebembem.

“Hai, siapa kamu? Ayo turun!” pinta salah satu perampok kepada Mat Gobed.
Mat Gobed pun turun dengan rasa takut. Meskipun wajah kawanan perampok nyaris tertutup kain sarung, Mat Gobed masih mampu mengenali kilatan golok yang memantulkan cahaya dari kejauhan. Beberapa saat berselang kawanan perampok memaksa Mat Gobed untuk memakan besek untuk membuktikan bahwa makanan di dalamnya tidak diracun.

Mat Gobed menolak karena mengingat pernyataannya bahwa Allah SWT tidak akan membuatnya makan jika dia tidak ingin makan. Namun, sikap penolakannya itu malah menimbulkan kecurigaan kawanan perampok semakin kuat.

Kawanan perampok pun menghujani Mat Gobed dengan bogem mentah dan terus memaksanya untuk makan. Akhirnya Mat Gobed menyerah juga dan terpaksa melahap makanan dalam besek. Menyaksikan bahwa makanan dalam besek tidak beracun kawanan perampok pun pergi begitu saja meninggalkan Mat Gobed.
Mat Gobed pun menahan napas panjang, lalu berucap: “Astagfirullah, ampuni aku ya Allah. Sekarang aku yakin bahwa Engkau Maha Mengatur segalanya.” [erlangga.co.id/Disadur dari islamcan.com)