Seberapa seringkah kita mendengar kata ‘shalat‘ dalam kehidupan sehari-hari? Ya ‘shalat’, sebuah kata sederhana yang sering terdengar dalam kehidupan sehari-hari namun berat untuk mengerjakannya. Shalat merupakan salah satu rukun Islam yang implementasinya sudah mulai dinomorduakan oleh sebagian penduduk dunia.

Berbagai alasan pun terlontar ketika waktu shalat tiba, mulai dari masih banyak pekerjaan yang belum selesai, masih mengantuk, masih asyik main games dan lain sebagainya. Laju perkembangan zaman yang semakin pesat telah membuat masyarakat mulai lupa akan pentingnya shalat. Padahal sudah sangat banyak ayat Al-Qur’an dan hadis yang menyinggung akan hal itu.

“ Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar “ (QS. Al-Ankabut 29:45).

“Yang pertama kali akan diperhitungkan tentang seorang hamba pada hari kiamat ialah shalat; jika baik, maka baiklah pula seluruh amalnya; jika rusak, maka rusak pulalah seluruh amalnya.”(Muhammad Mahmud ash-Shawwaf (1387/1967:9)

Dari petikan ayat Al-Qur’an dan hadis di atas kita sudah bisa mengetahui akan pentingnya shalat dan setiap Muslim di seluruh dunia wajib untuk mengerjakannya. Perintah shalat diterima oleh Nabi Muhammad SAW ketika Isra Mikraj, sebagaimana hadis Rasulullah SAW “Allah SWT pada malam Isra mewajibkan atas umatku lima puluh shalat. Kemudian aku terus menerus kembali kepada Allah dan memohon keringanan sehingga Allah menjadikannya menjadi lima kali shalat dalam sehari-semalam”. Pengertian shalat sendiri memiliki arti yang beragam. Menurut etimologi shalat mengandung pengertian ‘doa’, mohon berkat dan mengagungkan, sedangkan menurut terminologis, shalat mengandung pengertian ucapan dan perbuatan dengan syarat-syarat tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.

Shalat sebagai bentuk ibadah ritual yang paling tampak dalam Islam tentulah bukan merupakan risalah baru dari Nabi Muhammad SAW. Pelaksanaan shalat tidak boleh sembarangan, ada beberapa hal yang harus dipenuhi ketika akan melaksanakannya, mulai dari tata cara, syarat sah, dan rukun shalat. Shalat harus dilaksanakan dalam keadaan bersih, mulai dari kita membersihkan diri baik itu dengan cara berwudu bagi yang memiliki hadas kecil dan mandi besar bagi yang mempunyai hadas besar. Setelah semua tata cara, syarat dan rukun shalat dipenuhi, barulah kita melaksanakan shalat dengan diiringi niat semata-mata hanya karena Allah.

Shalat merupakan salah satu sarana berkomunikasi dan mendekatkan diri kepada Allah, oleh karena itu dalam shalat pikiran dan hati harus benar-benar tertuju hanya kepada objek seruan, yaitu pencipta alam semesta, Allah SWT. Dinyatakan bahwa kunci kemenangan Islam dari segi ibadah adalah shalat, dan kunci kemenangan Islam dari segi muamalah adalah jihad. Dalam hal ini Rasulullah SAW menegaskan, “Pangkal segala perkara adalah al-Islam (sikap pasrah kepada Allah), tiang penyangganya adalah shalat, dan puncak tertingginya ialah perjuangan di jalan Allah (jihad)” (ash-Shawwaf,1967:13).

Pelaksanaan shalat bisa dengan cara berjemaah (bersama-sama) ataupun munfarid (sendiri-sendiri). Untuk laki-laki lebih baik jika pelaksanaan shalatnya itu dilakukan secara berjemaah, karena pahalanya lebih besar, yaitu dua puluh tujuh derajat. Untuk perempuan lebih baik jika shalatnya itu dikerjakan di rumah saja. Selain termasuk ibadah, shalat juga bisa menjadi simbol dari implementasi rasa syukur kita atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Shalat terbagi menjadi dua macam yaitu shalat wajib dan shalat sunah. Yang termasuk dalam kategori shalat wajib adalah shalat lima waktu yang biasa kita lakukan sehari-hari, yakni subuh, Zuhur, Asar, Magrib, dan Isya. Sedangkan yang termasuk dalam kategori shalat sunah adalah seperti shalat Duha, shalat Witir, shalat Tahajud dan lain sebagainya.

Shalat sunah biasanya bisa menjadi penyempurna bagi shalat wajib, maksudnya adalah apabila pelaksanaan shalat wajib kita kurang sempurna, misalnya kurang sempurnanya itu karena shalat wajib kita dilakukan dengan terburu-buru sehingga tidak khusyuk, kemudian kita melaksanakan shalat sunah, maka shalat sunah yang kita kerjakan bisa menyempurnakan kekurangan shalat wajib kita. Selain itu juga kita akan mendapat tambahan pahala karena melaksanakan shalat sunah.

Shalat itu tiang agama dan memiliki hikmah yang begitu mendasar. Ia berfungsi sebagai tonggak tegaknya bangunan hidup. Bagi yang mengerjakannya, shalat akan menimbulkan rasa tenang, aman, dan damai dalam kalbu. Perkataan dan perbuatan yang terangkum dalam ibadah shalat banyak mengandung hikmah, yang di antaranya menuntut kepada orang yang mengerjakannya untuk meninggalkan perbuatan keji dan mungkar. Selain itu gerakan-gerakan shalat juga bisa membuat badan kita sehat. Setelah mengetahui hikmah perkataan dan gerakan dalam shalat,maka tunggu apalagi segeralah kerjakan shalat! (Sani—Divaro)

Sumber Bacaan:
•    K.H. Muhammad Solikhin, The Miracle of Shalat, Jakarta : Erlangga, 2011
•    H.M. Ashaf Shaleh, Takwa ; Makna dan Hikmahnya DalamAl-Qur’an, Jakarta : Erlangga, 2007
•    H.M. Masykuri Abdurrahman, Mokh. Syaiful Bakhri, Kupas Tuntas Salat ; Tata Cara dan Hikmahnya, Jakarta : Erlangga, 2006